Menurut ARFI Produksi Baja Ringan 2020 Pasti Turun akibat Pandemi Covid-19. Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI) meramalkan volume produksi sepanjang 2020 berpeluang terkoreksi hingga dua digit. Pasalnya, pasar baja ringan domestik hilang selama 2 bulan pada awal pandemi Covid-19.

Menurut ARFI Produksi Baja Ringan 2020 Pasti Turun akibat Pandemi Covid-19

Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI) meramalkan volume produksi sepanjang 2020 berpeluang terkoreksi hingga dua digit. Pasalnya, pasar baja ringan domestik hilang selama 2 bulan pada awal pandemi Covid-19.

Ketua Umum ARFI Stephanus Koeswandi mengatakan tren permintaan pada paruh kedua 2020 akan mengikuti tren tahun-tahun sebelumnya. Dengan kata lain, permintaan baja ringan akan terus meningkat selama 6 bulan terakhir 2020.

Adapun, utilisasi pabrikan kini telah berada di posisi 85 persen. Walakin, anjloknya utilisasi industri roll forming pada April-Mei ke posisi 30 persen membuat dampak permanen terhadap total volume produksi sepanjang 2020.

“Bisa mengejar atau paling tidak sama dengan 2019 itu sudah sangat baik. Cuma, prediksi saya [volume produksi 2020] akan turun 7-10 persen dibandingkan tahun lalu. Tapi, itu sudah cukup baik,” katanya kepada Bisnis, Kamis (15/10/2020).

Stephanus menyatakan penurunan pada April-Mei 2020 utamanya disebabkan oleh penghentian pengerjaan pembangunan rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan. Artinya, penurunan permintaan tersebut didorong oleh penghentian konstruksi rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Baca Juga :   Harga Coil Galvalume per Ton Maret 2024

Alhasil, total produksi baja ringan hingga akhir tahun akan mencapai sekitar 1,3 juta ton dari realisasi 2019 sebanyak 1,5 juta ton. Namun demikian, Stephanus optimistis permintaan akan terus naik di kuartal IV/2020 mengingat banyak pengembang yang akan menyelesaikan proyek konstruksi tahun ini.

Stephanus yang juga menjabat sebagai Vice President PT Tata Metal Lestari sebelumnya menyatakan utilisasi lini produksi atap metal dan profil baja ringan pabriknya hampir mencapai 100 persen karena tingginya permintaan kedua produk tersebut.

Adapun, kedua produk tersebut dipesan untuk berkontribusi dalam proyek konstruksi rumah sakit berskala nasional dan daerah, serta rumah bagi korban bencana alam.

Seperti diketahui, Tata Metal menggunakan sekitar 60 persen hasil produksi CRC untuk kembali diolah menjadi atap metal maupun profil baja ringan. Sementara itu, 40 persen lainnya dibagi rata untuk dipasarkan ke industri pengguna lokal dan global.

Bisnis Baja Ringan

Pada jaman sekarang, bisnis properti memang begitu menggiurkan dan banyak diminati masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut rupanya banyak bisnis yang berhubungan dengan properti juga ikut meningkat popularitasnya. Sebut saja salah satunya adalah bisnis baja ringan. Di Indonesia, bisnis ini tergolong cepat tumbuh dan berkembang, hal ini bisa dilihat dari banyaknya distributor baja ringan yang bermunculan. Selain itu Anda tentu banyak menemukan merk-merk baja ringan di pasaran yang memiliki jumlah peminat yang tidak sedikit.

Baca Juga :   Inilah Penemu Fondasi Cakar Ayam

Banyak hal yang mendorong baja ringan banyak dicari terutama sebagai rangka atap pengganti kayu. Hal pertama disebabkan karena kayu berkualitas mulai langka, kemudian baja ringan yang bersifat anti rayap serta anti karat menjadikannya lebih tahan lama. Apalagi baja ringan memiliki berat yang ringan sehingga para tukang lebih mudah dan cepat dalam pengerjaannya. Hal inilah yang menjadikan permintaa baja ringan dalam pembangunan konstruksi semakin meningkat.

COIL_GALVALUME_GALVANISHED_WARNA_MERAH02

Peluang bisnis baja ringan tentu saja jadi semakin besar. Hampir disetiap pelosok negeri tersedia distributor baja ringan. Dengan pasar yang semakin luas dan keuntungan yang besar, banyak orang tertarik untuk terjun ke dalam bisnis ini. Lalu apa saja yang perlu dipersiapkan jika Anda juga tertarik untuk mencicipi nikmatnya keuntungan bisnis baja ringan? Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum memulai usaha baja ringan.

Sementara itu, produksi atap metal mendominasi produksi hilir perseroan hingga 60 persen. Dengan kata lain, produksi profil baja ringan sejauh ini hanya berkontribusi sekitar 40 persen dari total produksi baja hilir perseroan.

“Saya sempat menolak juga permintaan-permintaan memasok [komponen konstruksi] untuk proyek APBN dan APBD, tapi harus diutamakan [keutuhan] domestik dulu [sebelum pasar ekspor],” katanya.

Coil Galvalume

PT. HAS Hanlex Asia Semesta adalah perusahaan trading, supplier dan distributor Coil Galvalume berpengalaman untuk pasar domestik Indonesia, yang saat ini fokus pada produk besi baja berupa coil sebagai bahan baku rangka atap dan bangunan pada konstruksi properti di Indonesia.

Baca Juga :   Tips Cara Pasang Atap Baja Ringan dengan Baik dan Benar

PT. Hanlex Asia Semesta adalah supplier – distributor coil galvalume untuk industri baja ringan dengan berbagai ukuran dan jenis serta dari berbagai merk baik produksi dalam maupun luar negeri. Kami juga sebagai supplier Coil Galvalume untuk wilayah  seluruh Indonesia.

Bagi para pengusaha bisnis baja ringan, dan sudah mempunyai mesin baja ringan, kami siap membantu anda untuk mensuplai bahan bau baja ringan yaitu Coil Galvalume Indonesia. Ukuran produk kami sangat variatif sesuai kebutuhan anda.

Banyak dari klien kami dari industri baja ringan yang puas dan selalu repeat order ke kami untuk kebutuhan bajan baku bagi pabriknya. Klien kami tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Phone / WA / SMS :

Agung : +6287824591024
Frenddy : +6285262899524
Alex : +628118200309
Hendry Zaputra : +6285216011122

https://linktr.ee/hanlex