Perbedaan Atap Baja Galvalume Dan Galvanis. Atap rumah berbahan baja saat ini banyak diminati. Ukurannya cukup ringan sehingga mudah saat dipasang pada bagian atas rumah. Selain itu, atap berbahan baja dipercaya sangat kuat dan tahan lama. Bahkan atap ini bisa bertahan lebih lama dari jenis bahan atap lainnya.

Anda mungkin sering mendengar istilah atap zincalume atau biasa disebut dengan atap galvalume. Genteng dengan bahan utama baja besi /karbon yang dilapisi dengan kombinasi seng dan aluminium ini berbentuk lembaran dengan pemasangan menggunakan sekrup. Saat ini atap zincalume galvalum populer dipakai pada bangunan di perkotaan untuk desain atap rumah .

Perbedaan Atap Baja Galvalume Dan Galvanis

Kelebihan lain yang dimiliki atap zincalume galvalum yaitu terdapat banyak pilihan warna untuk desain atap rumah Anda. Atap zincalume galvalume memiliki lapisan resin jernih yang menjadikan permukaannya mudah dicat serta mencegah terjadinya goresan.

Selain itu, atap zincalume galvalum juga memiliki permukaan mengkilat yang memberi keuntungan daya pantul cahaya dan panas yang tinggi. Daya tahan panasnya hingga 315o celcius tanpa mengalami perubahan warna pada permukaan atap. Dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya, harga atap zincalume galvalum lebih ekonomis dibandingkan jenis atap lainnya.

Materialnya yang terbuat dari baja ringan menjadikan karakteristiknya yang ringan dan cenderung lentur sehingga mudah dibentuk. Selain itu, atap zincalume galvalum yang populer juga disebut sebagai atap aluminium ini, memiliki daya tahan yang kuat dan juga tahan korosi.Ketahanan atap zincalume galvalum ini hingga enam kali lebih lama dari lapisan galvanis biasa.

Galvanis dan galvalume merupakan lapisan untuk atap rumah dengan bahan baja. Keduanya memiliki keunggulan dan kekurangan yang bisa menjadi pertimbangan dalam memilih atap rumah.

Baca Juga :  Apakah Baja Ringan Bisa Menghantarkan Arus Listrik?

Terdapat dua jenis atap baja yang cukup banyak diminati, yakni galvalume dan galvanis.


Apa Itu Atap Galvalume Dan Galvanis

Atap ini memiliki lapisan galvalume dengan komposisi 55% aluminium, 43,5% seng, dan 1,5% silikon. Dengan adanya lapisan galvalume ini, atap baja menjadi lebih tahan korosi yang menyebabkan penurunan kualitas atap. Selain itu dengan adanya alumunium pada atap dengan lapisan galvalume dapat memantulkan sinar matahari yang menjadi penyebab panas. Hal ini tentu membuat ruangan di dalam rumah jauh lebih sejuk.

Sama seperti galvalume, galvanis juga merupakan lapisan untuk atap baja agar melindunginya dari penurunan kualitas akibat korosi. Komposisi dari galvanis didominasi oleh zinc sebanyak 97%, kurang lebih 1% alumunium, dan sisanya bahan logam lainnya. Lapisan tersebut mampu melindungi atap dari polutan-polutan yang menyebabkan karat pada baja.

Ketahanan Terhadap Korosi

Baik galvalume dan galvanis berfungsi untuk melapisi atap rumah dari polutan yang dapat menyebabkan korosi. Atap yang mengalami korosi akan mudah rusak bahkan bocor, hal ini tentu cukup merepotkan jika suatu saat terjadi hujan yang cukup deras. Lalu bagaimana kemampuan atap ini dalam menahan korosi?

Ketahanan galvalume terhadap korosi sangatlah tinggi. Hal ini karena kandungan alumuniumnya yang cukup tinggi menyebabkan atap baja dengan lapisan galvalume lebih tahan lama. Walau ada bagian yang terkena korosi, namun penyebarannya tidak akan cepat. Bahkan lapisan alumunium mampu menahan laju penyebaran korosi sehingga tidak semakin meluas.

Sementara lapisan galvanis tidak hanya menjadi lapisan atap saja tapi memiliki ikatan kimia yang tahan terhadap korosi dan goresan. Bahkan galvanis bisa memperbaiki dirinya sendiri ketika mengalami kerusakan seperti tergores.

Baca Juga :  Harga Coil Galvalume per Ton Agustus 2023

Namun pada rentang waktu yang cukup lama, kualitas lapisan galvanis akan menurun. Lalu korosi akan mudah menyebar dan menyebabkan penurunan kualitas pada atap.

Melihat Kinerja Kedua Atap

Agar mendapat gambaran kinerja yang lebih baik dan terukur, mari melihat kedua lapisan baja ini saat tidak dilapisi cat atau pelindung lainnya. Berikut adalah kinerja atap dengan lapisan galvalume dan galvanis berdasarkan rentang waktu penggunaan.

5-10 Tahun

Atap dengan lapisan galvanis masih terlihat sempurna karena kemampuannya yang dapat memperbaiki diri sendiri saat terkena goresan walau sudah mulai tampak sedikit korosi. Atap galvalume juga sudah mulai terlihat korosi pada bagian lubang pemasangan atap.

10-15 Tahun

Walau masih tampak tidak mengalami kerusakan yang berarti, atap galvalume sebenarnya sudah mulai mengalami bintik-bintik kecil korosi. Sementara galvanis mengalami korosi yang mulai menyebar pada bagian permukaan.

20 Tahun

Atap galvalume belum mengalami korosi yang terlalu banyak, perubahannya cukup lambat dan masih tampak sama seperti awal dipasang. Sementara atap galvanis sudah memperlihatkan karat pada permukaannya. Banyak atau sedikitnya karat tersebut bergantung pada iklim di tempat pemasangan atap galvanis.

Lebih Dari 20 Tahun

Atap galvanis akan bertahan lebih lama jika dilapisi dengan cat. Jika tidak atap ini hanya mampu bertahan sekitar 15-25 tahun saja. Namun hal tersebut masih dipengaruhi oleh iklim dan kondisi di sekitarnya. Misalnya saja seseorang memasang atap galvanis di dekat area pantai, maka kandungan garam yang cukup tinggi menyebabkan korosi pada atap. Sementara galvalume yang tidak dicat memiliki ketahanan hingga 40 tahun.

Perbedaan Galvanis dan Zincalume Galvalum

Setelah mengetahui tentang atap zincalume galvalum, Anda mungkin bertanya-tanya apa bedanya galvalum dengan galvanis. Keduanya merupakan bahan pelapis namun dengan komposisi yang berbeda. Galvanis memiliki komposisi yang terdiri dari 97% zinc/seng dan + 1% aluminium dan sisa bahan lainnya mencapai 100%.

Baca Juga :  Harga Coil Galvalume per Ton Februari 2024

Zinc berperan melindungi lembaran baja dari polutan yang dapat menyebabkan karat pada lembaran baja. Zinc akan diserang oleh polutan-polutan tersebut hingga habis barulah proses karat bermula. Proses pelapisan galvanis dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan elektro galvanis atau system penghantaran arus listrik atau hot dipped galvanise dengan pencelupan biasa.

Untuk proses pencelupan galvanis, ada dua macamnya yaitu proses pencelupan konvensional dimana baja dicelupkan dalam cairan timah dan proses pencelupan continous hot dipped galvanizing dimana baja dicelupkan ke cairan timah yang dilakukan secara terus menerus. Lapisan zinc atau galvanis umumnya digunakan untuk rangka atap dengan menggunakan genteng beton atau keramik, sebab pada bagian nok diisi adukan semen. Sebab bahan galvanis tahan korosif pada adukan semen.

Sedangkan atap zincalume galvalum terbuat dari bahan baja besi dengan komposisi lapisannya yaitu aluminium 55%, zinc 43.5% dan silicon 1.5%. Kandungan aluminium yang tinggi, menjadikan galvalum memiliki daya tahan karat yang lebih baik jika dibandingkan dengan lapisan galvanis. Namun, rentan terhadap semen.

Hal ini disebabkan karena aluminium yang dikombinasikan dengan zinc menjadikan kedua bahan tersebut kuat, tahan karat dan juga lebih ringan jika dibandingkan dengan bahan galvanis.