Baja Ringan Ramah Lingkungan, Terbuat dari Bahan Daur Ulang. Selain untuk kebutuhan konstruksi bangunan, baja ringan dapat digunakan untuk menciptakan berbagai kreasi, misalnya rak sampah, cafe portable dan lain sebagainya.

Baja ringan adalah salah satu material yang sering digunakan untuk berbagai macam keperluan konstruksi bangunan, terutama pada bagian atap bangunan. Nama asli dari baja ringan sendiri adalah baja canai dingin atau cold-formed steel. Selain untuk membuat atap, biasanya baja ringan juga digunakan untuk berbagai macam kebutuhan konstruksi interior.

Baja ringan atau biasa disebut juga “Lightweight Steel Frame” atau “LSF” adalah sistem konstruksi bangunan yang menggunakan rangka baja berprofil C atau U sebagai struktur utama. Baja ringan kini telah menjadi salah satu bahan bangunan yang paling sering digunakan untuk membuat bangunan rumah, gedung perkantoran, sekolah, dan fasilitas umum lainnya.

Baja Ringan Ramah Lingkungan, Terbuat dari Bahan Daur Ulang

Baja ringan memiliki sifat ferromagnetisme (kemagnetan). Artinya, baja ringan juga sangat cocok untuk digunakan pada berbagai macam kebutuhan lain, mulai dari rangka mobil, pembuatan peralatan listrik, hingga senjata api. Namun, fungsi utamanya adalah untuk konstruksi bangunan karena ringan, kuat, dan cukup mudah untuk dipasang.

Selain sebagai kebutuhan rangka atap baja ringan pada atap sebuah bangunan, penggunaan baja ringan juga mulai menyasar pembuatan dasar rangka lapisan luar seperti genting, spandek, gudang, tempat parkir, hingga pabrik.

Baca Juga :  Harga Coil Galvalume Bekasi 2024

Proses Pembuatan Baja Ringan

Proses pembuatan material baja ringan sebenarnya hampir sama dengan baja biasa yang sering Anda temui. Dan sekarang, rata-rata baja ringan sudah memenuhi SNI (Standar Nasional Indonesia).

Baja ringan memiliki bahan dasar bijih yang dibersihkan dari unsur lain yang menempel, seperti belerang dan fosfor, serta unsur karbonnya akan dikurangi hingga kurang dari 2%.


Kemudian proses pembuatan yang paling umum digunakan adalah sistem dingin, atau cold rolling. Adapun proses pembuatan baja ringan melibatkan beberapa tahapan, di antaranya:

1. Pembuatan Baja Roll

Proses pertama dalam pembuatan baja ringan adalah pembuatan baja roll. Baja roll dibuat dari bahan baku berupa bijih besi yang diproses melalui serangkaian tahap, seperti penambangan, penggilingan, pemurnian, dan reduksi. Setelah itu, baja roll dipotong menjadi ukuran yang sesuai dan disiapkan untuk proses selanjutnya.

2. Pemotongan dan Pembentukan

Setelah baja roll siap, proses selanjutnya adalah pemotongan dan pembentukan baja ringan. Baja roll dipotong menjadi ukuran yang sesuai dengan profil yang diinginkan. Kemudian, baja roll dibentuk dengan menggunakan mesin roll-forming sehingga membentuk profil C atau U.

Baca Juga :  Tren Permintaan Pasar Baja Ringan Maret-April 2021

3. Treatment Permukaan

Setelah proses pembentukan selesai, profil baja ringan kemudian diberikan treatment permukaan untuk mencegah karat dan memperkuat daya tahan. Perlakuan permukaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti hot dip galvanizingelectroplating, atau pengecatan.

4. Pemasangan

Setelah profil baja ringan siap, selanjutnya adalah proses pemasangan di lokasi konstruksi. Profil baja ringan dipasang dan dirakit menjadi rangka bangunan menggunakan baut dan mur.

Selanjutnya, rangka baja ringan dipasang dengan bahan penutup seperti gypsum, plywood, atau bahan penutup lainnya. Proses pembuatan baja ringan melibatkan teknologi canggih dan proses yang ketat untuk menghasilkan baja ringan yang berkualitas dan tahan lama.

Plus Minus Baja Ringan

Sementara baja ringan pada umumnya digunakan sebagai rangka atap rumah. Namun, material ini tentu mememiliki kelebihan dan kekurangan.

Hal itu setidaknya terjawab melalui unggahan akun Instagram Klinik Rumah Swadaya Kalimantan I yang dikelolah oleh Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Kalimantan 1 Ditjen Perumahan Kementerian PUPR.

Kelebihan baja ringan adalah material ini berumur panjang dan tahan lama. Baja ringan juga ramah lingkungan karena dibuat menggunakan hingga 90 persen bahan daur ulang dan juga dapat didaur ulang 100 persen pada akhir masa pakainya.

Baca Juga :  Tips Desain Kanopi Dapur Terbuka Belakang Rumah

Tidak hanya lebih kuat, dapat menahan angin kencang dan hujan, tetapi rangka atap baja ringan juga memungkinkan desain atap dengan bentang yang lebih lebar.

Dan yang paling menguntungkan adalah, harga baja ringan cenderung terjangkau karena diproduksi dengan suplai yang stabil.

Di sisi lain, baja ringan rentan terhadap korosi, terutama akibat dari paparan kelembapan dan lokasi di pinggir laut yang memperpendek umur logam.

Selain itu, kurangnya keterampilan dari pekerja dapat mengakibatkan rangka atap baja ringan tidak terpasang dengan baik. Oleh karena itu diperlukan keterampilan khusus dalam pemasangannya agar rangka atap hasilnya baik dan bertahan lama.

Kemudian, rangka baja tidak memiliki tingkat insulasi bawaan yang sama dengan rangka kayu, sehingga ini menjadi salah satu kekurangan baja ringan. Tetapi kekurangan ini bisa diperbaiki melalui penghalang dan insulasi radiasi yang memadai.

Baja Ringan Ramah Lingkungan, Terbuat dari Bahan Daur Ulang